Minggu, 29 Oktober 2017

Motivator Indonesia, Motivator Indonesia Terkenal, Motivator Indonesia Terbaik

Motivator Indonesia, Motivator Indonesia Terkenal, Motivator Indonesia Terbaik



Mulailah dengan yang Kanan


Mulailah dengan yang kanan. Ini maknanya luas sekali, salah satunya, "Mulailah dengan otak kanan."

Kalau Anda melangkah, pasti mikir. Tapi kalau Anda mikir terus, yah nggak jadi melangkah.

Kalau Anda memulai, pasti ngitung. Tapi kalau Anda ngitung terus, yah nggak jadi mulai.

Mulailah dengan otak kanan. Sekali lagi, mulailah dengan otak kanan. Maksudnya? Action dulu, baru mikir. Tolong dicatat, ini berlaku buat bisnis kali pertama atau bisnis skala kecil.

Kalau bisnis Anda melibatkan investasi miliaran rupiah, barulah Anda ngitung sejak awal. Tapi kalau cuma jutaan rupiah atau kurang, yah sudah, langsung action saja. A-c-t-i-o-n.

Motivator-Indonesia-Motivator-Indonesia-Terkenal-Motivator-Indonesia-Terbaik

Untuk itu, saya menganjurkan Anda sebuah buku yang berbeda. Buku yang satu ini bener-bener beda. Sudah 10 tahun umurnya. Sudah 33 kali cetak ulang. Predikatnya bukan sekedar mega-bestseller.

Menariknya, buku ini nggak pernah diiklankan, nggak pernah diseminarkan. Alhamdulillah tetap dicari-cari. Itulah buku #10JurusTerlarang. Boleh dibilang, inilah 'pesaing' buku 7 Keajaiban Rezeki. Alhamdulillah kedua-duanya adalah karya saya.

10 Jurus Terlarang, Anda pernah baca? Sebagian dari Anda mungkin mengangguk, sudah baca. Ya, buku ini telah menjadi viral di mana-mana. Kenapa? Karena mengajarkan entrepreneur dan calon entrepreneur untuk memulai usaha dengan otak kanan. Btw, royalty for charity.

Pendidikan kita selama ini sayangnya terpaku pada otak kiri. Serba mikir. Serba ngitung. Serba pasti. Serba linier. Nggak heran, orang-orang yang cerdas akademis hanya suka sesuatu yang pasti-pasti saja. Dia menolak segala bentuk ketidakpastian.

Padahal, setiap bisnis mengandung resiko dan ketidakpastian, terutama di awal-awal. Karena itulah kita semakin memerlukan pendekatan otak kanan. Berani melangkah. Berani memulai. Berani mengambil resiko. Toh, dari setiap kejadian kita bisa belajar dan bertumbuh. Right?

Semoga Anda termasuk 'golongan kanan'. Sekian dari saya, Ippho Santosa.


Motivator Indonesia, Motivator Indonesia Terkenal, Motivator Indonesia Terbaik


Kamis, 08 Juni 2017

Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Bisnis Indonesia, Motivator Indonesia Terbaik

Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Bisnis Indonesia, Motivator Indonesia Terbaik


Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Bisnis-Indonesia-Motivator-Indonesia-Terbaik

Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Bisnis-Indonesia-Motivator-Indonesia-Terbaik

Anda punya seragam?
Anak Anda punya seragam?

Pakaian seragam, kalau kita perhatikan baik-baik, ternyata 'nggak seragam-seragam amat'. Ada juga bedanya. Misal, dari segi ukuran. Betul apa betul?

Terus, coba biarkan seragam itu beberapa hari. Semakin terlihat bedanya. Yang satu mulai pudar, karena dicuci atau dijemur berlebihan. Satunya mulai kotor, karena kurang terawat. Dan lain sebagainya.

Itu pakaian seragam. Ternyata nggak bisa seragam amat. Apalagi Indonesia yang jelas-jelas beragam.

Kalau saya? Ayah Jogja, ibu Payakumbuh, istri Kalimantan, lahir di Pekanbaru, dan tinggal di Banten. Ya, demikianlah salah satu potret orang Indonesia. Btw, anak saya kalau ditanya, "Orang mana?" pasti bingung jawabnya, hehehe.

Jelas, keberagaman itu fitrahnya manusia. Dan Sang Pencipta yang menetapkan itu. Agar apa? Agar kita saling mengenal. Setelah kenal, mungkin jadi teman, jadi mitra, bahkan jadi jodoh. Seterusnya, sebagian akan merantau ke tempat lainnya. Kan indah sekali.

Kita sama-sama tahu Indonesia sudah fasih dengan keberagaman dan toleransi sejak lama. Bahkan sebelum kata 'Indonesia' itu ditemukan. Ini serius. Insya Allah tidak terlalu sulit kalau mau diasah agar 'lebih fasih' lagi.

Saya menulis ini sebenarnya karena prihatin dengan apa-apa yang terjadi di Qatar dan Arab Saudi beberapa hari terakhir. Keadaan mereka relatif seragam. Tapi kok mau-maunya boikot-memboikot? Kok mau-maunya dilaga sama pedagang senjata? Apalagi ini terjadi di bulan termulia, Ramadhan!

Ya sudahlah. Mari kita doakan yang terbaik untuk Indonesia, Timur Tengah, dan dunia. Sekian dari saya, Ippho Santosa.


Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Bisnis Indonesia, Motivator Indonesia Terbaik

Motivator Bisnis Indonesia, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Pilihan

Motivator Bisnis Indonesia, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Pilihan


Motivator-Bisnis-Indonesia-Motivator-Indonesia-Terbaik-Motivator-Indonesia-Pilihan
Motivator-Bisnis-Indonesia-Motivator-Indonesia-Terbaik-Motivator-Indonesia-Pilihan



Berasal dari India, Azim Premji adalah salah satu orang terkaya di dunia. Menariknya, ia sering berolahraga setelah sholat subuh. Perusahaannya Wipro, bergerak di bidang IT dan menjadi rekanan bagi Sun Microsystems, General Electric, dan Motorola.
.
Ia seorang hartawan juga seorang dermawan. Akhir 2010, melalui sebuah yayasan, Azim Premji mendonasikan sekitar US$ 2 miliar untuk meningkatkan mutu sekolah-sekolah di India. Selain itu, ia juga mendirikan Universitas Azim Premji. 
.
Ia pun mendonasikan sebagian sahamnya di Wipro untuk amal. Ia menjadi orang India pertama yang menandatangani Giving Pledge, yang disponsori oleh Warren Buffett dan Bill Gates. Giving Pledge mengajak orang-orang terkaya di dunia untuk menyumbangkan sebagian dari kekayaan mereka untuk amal.
.
Meski ultra-kaya, ia terkenal rendah hati dan sederhana. Daripada berburu mobil baru, ia lebih suka mengendarai mobil lama. Pernah ia membeli mobil second dari karyawannya. Di kantor, ia tidak memiliki tempat parkir khusus. Sering juga ia naik angkutan umum. Bila terbang, ia lebih suka memilih kelas ekonomi. 
.
Kemudian Azim Premji dianugerahi gelar Doktor Kehormatan dari Wesleyan University, Connecticut. Bisnisnya mendapat liputan meluas dari Forbes, Time, dan Business Week. Ia sering disebut Bill Gates-nya India. Semoga kita bisa meniru yang baik-baik dari beliau. Sekian dari saya, Ippho Santosa.


Motivator Bisnis Indonesia, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Pilihan


Senin, 05 Juni 2017

Motivator Bisnis Indonesia, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik

Motivator Bisnis Indonesia, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik

Motivator Indonesia Ippho, Santosa, Motivator Indonesia Favorit, Motivator Indonesia Asia, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Terkenal, Motivator Indonesia Termuda, Motivator Indonesia Terpilih, Motivator Indonesia Islam, Motivator Indonesia Yang Lucu, Motivator Indonesia Youtube

Motivator Indonesia Ippho, Santosa, Motivator Indonesia Favorit, Motivator Indonesia Asia, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Terkenal, Motivator Indonesia Termuda, Motivator Indonesia Terpilih, Motivator Indonesia Islam, Motivator Indonesia Yang Lucu, Motivator Indonesia Youtube

Seberapa berani Anda menghadapi resiko?

Saran saya, "Biasakan diri kita dengan resiko. Jangan tabu. Jangan ragu." Kalau kita anti-resiko, lha, hal besar apa yang mungkin kita capai? Nggak ada.

Coba perhatikan orang-orang besar. Entah di bidang bisnis, olahraga, atau politik. Pastilah mereka pernah mengambil langkah besar dan resiko besar. Betul apa betul?

Saya yakin Anda mengangguk setuju.

Rasa takut alias fear pastilah menggerogoti kita. Hati-hati, rasa takut kalau dibiasakan, maka akan membesar. Mestinya, sikap yakinlah yang dibiasakan. Ini pesan #TomHanks, seorang aktor senior.

Sebenarnya, rasa takut dapat menjadi motivasi tersendiri. Dan percayalah, hal-hal hebat bisa hadir pada semua orang, bukan pada sebagian orang saja. Ini menurut #WillSmith, seorang aktor kenamaan.

Toh kita sama-sama tahu segala sesuatu ada resikonya. Hadapi. Nikmati. Dan apapun hasilnya, syukuri dan maknai. Sekian dari saya, Ippho Santosa.



(Ippho Santosa lebih aktif di channel Telegram @ipphoright. Channel, bukan grup. Silakan beralih ke Telegram. Lebih ringan dan lebih cepat daripada WA)


Motivator Bisnis Indonesia, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik

Minggu, 04 Juni 2017

Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Pilihan

Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Pilihan

Motivator-Indonesia-Terbaik-Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Pilihan
Motivator-Indonesia-Terbaik-Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Pilihan
Add caption

 #NabiMuhammad sejak lama menganjurkan kita untuk menyantuni dan menyayangi anak yatim, apapun agamanya. Menjadi rahmatan lil alamin. BUKAN sebatas rahmatan lil muslimin.

Kemarin bareng keluarga dan tim, saya mengunjungi Panti Asuhan Abhimata, tempat saudara-saudara kita yang Nasrani. Di seputaran Bintaro. Saya bareng keluarga berusaha menebar manfaat dan rahmat bagi orang banyak.

Ya, berbagi kebahagiaan. Sebagai tanda terima kasih, mereka pun mempersembahkan dua lagu untuk saya dan keluarga. Kami pun terharu. Memang betul kata orang bijak. Sekeras apapun hatimu, bila berada di tengah-tengah anak yatim, akan melembut hatimu.

Mereka mengulur-ngulurkan tangannya, meminta saya menggendongnya. Dan begitu digendong, masya Allah, mereka tak ingin lepas. Beberapa anak yatim sempat saya gendong, sepenuh hati. Selang 2-3 jam kemudian, wajah-wajah polos mereka masih terbayang-bayang di benak saya.

Ramadhan disebut-sebut sebagai bulan training. Di antaranya untuk melatih iman dan amal kita. Itu betul sekali. Hendaknya, selama berpuasa dan setelah berpuasa, rasa empati dan kepedulian kita semakin bertambah.

Soal menyantuni anak yatim tak perlu menunggu atau menyalahkan pemerintah. Berbuatlah sebisanya. Saat kita sungguh-sugguh memuliakan anak yatim, bukan mustahil Yang Maha Kuasa akan menjaga anak dan keturunan kita dalam rahmat-Nya. Aamiin.

Sekian dari saya, Ippho Santosa.                      


Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Pilihan

Kamis, 01 Juni 2017

Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Pilihan, Motivator Indonesia Pilihan

Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Pilihan, Motivator Indonesia Pilihan


Motivator-Indonesia-Terbaik-Motivator-Pilihan-Motivator-Indonesia-Pilihan

Bagaimana puasa Anda?

Btw, hanya segelintir orang yang tahu bahwa hal-hal berikut ini beneran terjadi:

-       Sadarkah kita, ternyata Fatahillah merebut kembali Sunda Kelapa (Jayakarta) ketika ‪bulan puasa.

-       Sadarkah kita, ternyata NKRI tercinta ini merdeka ketika ‪bulan puasa, tepatnya Jumat 9 Ramadhan.

-       Sadarkah kita, ternyata Peristiwa Badar dan Peristiwa Tabuk dimenangkan ketika ‪bulan puasa.

-       Sadarkah kita, ternyata Penaklukkan Makkah dan Pembukaan Andalusia terjadi ketika ‪bulan puasa.

-       Sadarkah kita, ternyata Salahuddin Al-Ayyubi membebaskan kembali negeri-negeri yang dikuasai musuh ketika ‪bulan puasa.

-       Sadarkah kita, ternyata pendirian Universitas Al-Azhar, Kairo, terjadi ketika ‪bulan puasa.

Demikianlah. #Ramadhan disebut-sebut bulan yang penuh berkah. Apa ciri-ciri keberkahan itu? Salah satunya, dengan waktu yang sedikit terhasilkan manfaat yang banyak. Oleh karena itu, berpuasa janganlah dijadikan dalih untuk bermalas-malasan.

Ini sama sekali tidak cocok dengan semangat Ramadhan itu sendiri. Sejarah sudah berkali-kali membuktikannya. Ramadhan hendaknya menjadi bulan yang efektif (karena banyak hal hebat yang dicapai) dan efisien (karena banyak hal rutin yang dihemat).

Ramadhan memang hebat, tiada duanya. Sekiranya Anda setuju dengan tulisan ini, silakan tulisan ini di-share kepada keluarga dan sahabat-sahabat Anda. Semoga menjadi amal baik bagi kita semua. Saya, Ippho Santosa, turut mendoakan. Aamiin.


Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Pilihan, Motivator Indonesia Pilihan

Selasa, 30 Mei 2017

Motivator Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Pilihan

Motivator Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Pilihan


Motivator-Pilihan-Motivator-Indonesia-Terbaik-Motivator-Indonesia-Pilihan

Mulailah dengan yang kanan. Ini maknanya luas sekali, salah satunya, "Mulailah dengan otak kanan."

Kalau Anda melangkah, pasti mikir. Tapi kalau Anda mikir terus, yah nggak jadi melangkah.

Kalau Anda memulai, pasti ngitung. Tapi kalau Anda ngitung terus, yah nggak jadi mulai.

Mulailah dengan otak kanan. Sekali lagi, mulailah dengan otak kanan. Maksudnya? Action dulu, baru mikir. Tolong dicatat, ini berlaku buat bisnis kali pertama atau bisnis skala kecil.

Kalau bisnis Anda melibatkan investasi miliaran rupiah, barulah Anda ngitung sejak awal. Tapi kalau cuma jutaan rupiah atau kurang, yah sudah, langsung action saja. A-c-t-i-o-n.

Untuk itu, saya menganjurkan Anda sebuah buku yang berbeda. Buku yang satu ini bener-bener beda. Sudah 10 tahun umurnya. Sudah 33 kali cetak ulang. Predikatnya bukan sekedar mega-bestseller.

Menariknya, buku ini nggak pernah diiklankan, nggak pernah diseminarkan. Alhamdulillah tetap dicari-cari. Itulah buku #10JurusTerlarang. Boleh dibilang, inilah 'pesaing' buku 7 Keajaiban Rezeki. Alhamdulillah kedua-duanya adalah karya saya.

10 Jurus Terlarang, Anda pernah baca? Sebagian dari Anda mungkin mengangguk, sudah baca. Ya, buku ini telah menjadi viral di mana-mana. Kenapa? Karena mengajarkan entrepreneur dan calon entrepreneur untuk memulai usaha dengan otak kanan. Btw, royalty for charity.

Pendidikan kita selama ini sayangnya terpaku pada otak kiri. Serba mikir. Serba ngitung. Serba pasti. Serba linier. Nggak heran, orang-orang yang cerdas akademis hanya suka sesuatu yang pasti-pasti saja. Dia menolak segala bentuk ketidakpastian.

Padahal, setiap bisnis mengandung resiko dan ketidakpastian, terutama di awal-awal. Karena itulah kita semakin memerlukan pendekatan otak kanan. Berani melangkah. Berani memulai. Berani mengambil resiko. Toh, dari setiap kejadian kita bisa belajar dan bertumbuh. Right?

Semoga Anda termasuk 'golongan kanan'. Sekian dari saya, Ippho Santosa.


Motivator Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Pilihan

Minggu, 28 Mei 2017

Motivator Pilihan, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik

Motivator Pilihan, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik


Motivator-Pilihan-Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Terbaik

Motivator-Pilihan-Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Terbaik

Bahagia itu rezeki.
Sehat itu rezeki.

Mau hidup bahagia dan terhindar dari berbagai macam penyakit? Salah satu resepnya adalah memiliki pasangan (suami atau istri) yang tidak menyebalkan. Dengan kata lain, memiliki pasangan yang menyenangkan alias menentramkan.

Penelitian terkait hal ini digelar oleh Dr Bill Chopik dari Michigan State University, terhadap 2.000 pasangan selama 6 tahun. Para responden diminta terus-menerus melaporkan mengenai kondisi kebahagiaan dan kesehatan mereka.

Sebelumnya, riset bertajuk Novel Links Between Troubled Marriages, yang dihelat oleh Lisa Jaremka juga mengungkapkan perihal yang serupa. Hidup bahagia dan sehat salah satunya disebabkan oleh pasangan yang menyenangkan. Anda boleh menyebutnya, menentramkan.

Begitu tahu fakta ini, mungkin sebagian kita berusaha untuk 'mencari' pasangan yang ideal. Tentu, itu penting. Tapi, yang lebih penting lagi adalah 'menjadi' pasangan yang ideal. Ya, mulai dari diri kita. Sekiranya kita sudah memulai, insya Allah akan dipertemukan. Tak perlu sampai 'mencari-cari'.

Saya yakin Anda paham apa yang saya maksudkan. Siap?


Motivator Pilihan, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik

Kamis, 11 Mei 2017

Motivator Indonesia Asia, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Pilihan

Motivator Indonesia Asia, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Pilihan

Motivator-Indonesia-Asia-Motivator-Indonesia-Terbaik-Motivator-Indonesia-Pilihan



 Suatu hari, seorang anak bertanya kepada ibunya, "Mama, ML itu apa sih?"

Ibunya kaget. Dia pun bingung mau menjelaskan apa, "Mmm..."

"Kok Mama diam aja?" desak si anak.

"Nak, kamu dengar dari mana kata ML itu?"

"Yah Mama, tinggal jelasin doang. Kalau nggak, aku kan makin penasaran."

Akhirnya, ibunya menjelaskan makna ML itu. Tentunya dengan hati-hati. Bukan apa-apa, kuatir anaknya salah paham. Tak kurang dari 30 menit ia menjelaskan.

Sebagai penutup, ibunya menegaskan, "Intinya Nak, kalau kamu belum nikah, kamu nggak boleh ML. Paham?"

"Paham, Ma."

"Nah, Mama sudah jelasin. Sekarang giliran kamu yang jelasin. Kami tahu kata ML itu dari mana?"

"Itu lho Ma, di botol air mineral. Ada tulisan 300ML dan 600ML. Kalau yang gede, 1500 ML."

Ibunya langsung melotot!

Hahaha!

Btw, kenapa seseorang belum menikah? Mungkin jawabannya, karena dia belum menikah. Udah, itu aja. Titik.

Hehehe.

Penjelasan ini sepertinya dapat menghibur mereka yang belum menikah. Hehehe.

Ada pula orang yang setelah bertemu jodohnya dan menikah, lalu melarang jodohnya ini pergi ke mana-mana. Hanya boleh di rumah saja. Ketika ditanya apa sebabnya, ia menjawab, "Kalau sudah jodoh, nggak akan ke mana!" Hehehe, ngawur.

Institusi kemanusiaan, itulah salah satu peran pernikahan. Boleh dibilang, pernikahan adalah institusi yang tertua dan termulia. Menariknya, menikah itu menyehatkan. Sangat menyehatkan.

Studi oleh National Longitudinal Mortality menemukan, mereka yang menikah ternyata lebih panjang umur daripada mereka yang tidak menikah.

Penelitian di Sahlgrenska Academy menemukan, pria yang hidup sendiri (jomblo) cenderung rentan terkena stroke dan berisiko meninggal lebih cepat.

Saya melihat, mereka yang menikah biasanya lebih matang dan lebih sabar. Apalagi saat dikaruniai anak. Cobalah lihat orang-orang di sekitar Anda. Mungkin Anda akan menemukan kecenderungan yang sama.

Maka, menikahlah. Sekiranya belum, berarti ini kesempatan untuk memantaskan diri juga menjaga diri. Hati-hati. Karena lazimnya, kita akan mendapati apa-apa yang kita pantasi.

Menikah bukan sekedar ML.

Menikah itu ibadah.
Menikah itu membaikkan rezeki.
Menikah itu menyehatkan jasmani.
Menikah itu menyehatkan rohani.
Menikah itu menentramkan hati.

Sekian dari saya, Ippho Santosa. Sampaikan tulisan ini kepada kerabat-kerabat kita yang belum menikah.



Motivator Indonesia Asia, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Pilihan

Selasa, 09 Mei 2017

Motivator Indonesia Asia, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik

Motivator Indonesia Asia, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik

Motivator-Indonesia-Asia-Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Terbaik

Anda bangun pagi jam berapa?

Berdasarkan pengamatan selama lima tahun terhadap 170-an orang kaya di dunia, Thomas Corley menyebutkan kebiasaan-kebiasaan mereka dan salah satunya adalah bangun lebih pagi. Menurut studi ini, orang-orang kaya bangun tiga jam lebih awal sebelum memulai rutinitas.

Bangun lebih pagi menjadi strategi yang sangat efektif dalam menghadapi ritual-ritual yang tak terelakkan, seperti jalanan yang macet, mengantar anak ke sekolah, dan rapat kerja yang menyita waktu.

“Ritual-ritual harian yang tidak bisa terelakkan ini bisa menciptakan sebuah pemahaman di otak bawah sadar bahwa 24 jam itu tidak cukup dan Anda tidak memiliki kontrol pada kehidupan sendiri,” papar Thomas Corley.

Bangun jam 5 pagi, ungkap Thomas Corley, menyediakan waktu bagi Anda untuk menyelesaikan beberapa hal terlebih dahulu, sehingga mengembalikan rasa percaya diri Anda dan kendali hidup ke tangan Anda. 

Inilah sejumlah tokoh yang terbiasa bangun awal:
CEO Pepsi, Indra Nooyi
CEO Apple, Tim Cook
Founder Virgin, Richard Branson
Retail Expert, Michelle Gass

Awet muda, menyehatkan, menyegarkan, meringankan kesibukan, dan mengundang keberkahan, itulah manfaat-manfaat tersembunyi dari bangun lebih awal. Hm, berat? Kalau bangun lebih awal saja susah, gimana mau bangun rumahtangga? Gimana mau bangun perumahan? Hehehe.

Daripada tersinggung, lebih baik Anda lakukan dan rutinkan saja. Nggak ada ruginya! Untung malah! Setelah 21 hari praktek, Anda akan terbiasa dan merasakan bedanya. Siap? Sekian dari saya, Ippho Santosa.





Motivator Indonesia Asia, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik

Senin, 08 Mei 2017

Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Asia, Motivator Indonesia Terbaik

Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Asia, Motivator Indonesia Terbaik

Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Asia-Motivator-Indonesia-Terbaik
Saya adalah jenis orang yang percaya pada tempaan sekolah dan perguruan tinggi. Tapi, kita harus mengakui, perguruan tinggi bukanlah segala-galanya.

Tak sedikit orang-orang terkaya di dunia yang merupakan drop out dari perguruan tinggi.

Mau contoh?

Matt Mullenweg, pendiri WordPress.

Arash Ferdowsi, pendiri DropBox.

David Karp, pendiri Tumblr.

Mark Zuckerberg, pendiri Facebook.

Bill Gates, pendiri Microsoft.

Stacey Ferreira, orang kepercayaan Richard Branson.

Richard Branson, pendiri Virgin Group.

Di kalangan seniman, kita juga mengenal Ed Sheeran (Shape of You) dan Samuel L Jackson (Avengers). Mereka drop out.

Di kalangan ilmuwan, kita juga mengenal Buckminster Fuller, Isaac Newton, dan Albert Einstein. Mereka drop out.

Ya, kita harus mengakui, perguruan tinggi bukanlah segala-galanya dalam meraih kesuksesan. Intinya, mau belajar tho?

Tak perlu diperdebatkan lagi, mau belajar, berani, gigih, visioner, dan pandai membawa diri adalah faktor-faktor penentu kesuksesan.

Sekian dari saya, Ippho Santosa.


Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Asia, Motivator Indonesia Terbaik

Minggu, 07 Mei 2017

Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Asia

Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Asia

Memulai, perlu keberanian.
Membesarkan, perlu ilmu.
Itulah kuncinya dalam bisnis.

Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Terbaik-Motivator-Indonesia-Asia

Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Terbaik-Motivator-Indonesia-Asia

Ini pesan penting buat teman-teman entrepreneur. Sebagian mungkin bertanya-tanya, "Maksudnya gimana sih?"

Begini. Agar bisnisnya membesar, belajarlah mengelola bisnis. Dengan belajar, risiko-risiko bisnis dapat ditekan.

Aktivitas-aktivitas bisnis pun menjadi lebih efisien dan lebih efektif. Apalagi kita sama-sama tahu, saat ini marketing, inovasi, dan SDM perlu dirancang dengan cermat, nggak bisa lagi pakai ilmu yang sekadarnya.

Memang, berani memulai atau berani action itu perlu. Mutlak. Tapi, maaf, ini saja nggak cukup. Perlu ilmu. Perlu perencanaan. Terutama untuk mengelola bisnis dan membesarkan bisnis.

Kalau coba-coba sendiri alias sekadarnya, malah lebih menguras waktu dan uang. Itulah yang dulu saya alami. Karena itulah sekarang saya menyarankan teman-teman untuk selalu belajar. Baca buku. Ikut seminar. Ikut coaching.

Mengelola SDM, misalnya. Ini tidak mudah. Perlu ilmu. Richard Brandson, seorang entrepreneur asal Britania Raya, pernah mengatakan bahwa aset paling berharga dalam sebuah organisasi adalah para manusianya. Dalam konteks perusahaan, tentu saja yang dimaksud di sini adalah para karyawan.

Mereka harus diberi penghargaan. Bukan sekedar pengupahan. Mereka harus diberi pembinaan. Bukan sekedar pelatihan. Lagi-lagi, ini soal ilmu. Owner dan manajemen yang tidak berilmu akan kehilangan tim terbaiknya. Lha, siapa yang mau dipimpin oleh orang yang tidak berilmu?

Begitulah, belajar. Mudah-mudahan mengundang percepatan bagi bisnisnya. Sekian dari saya, Ippho Santosa.


Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Asia

Kamis, 04 Mei 2017

Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Pilihan

Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia  Pilihan

Sewaktu kecil, saya sangat dekat sama nenek saya. Anak nenek, kata orang. Ini semacam istilah anak mami.

Motivator-Indonesia-Terbaik-Motivator-Indonesia-Muda-Motivator-Indonesia-Pilihan

Motivator-Indonesia-Terbaik-Motivator-Indonesia-Muda-Motivator-Indonesia-Pilihan

Pembalap F1, Rio Haryanto, juga kadang-kadang disebut anak mami. Disebut begitu lantaran dekat sama ibunya.

Cristiano Ronaldo pun terkenal dekat dengan ibunya. Ia sempat memberikan kejutan kepada ibunya. Nggak main-main, ketika ibunya berulang tahun pada 31 Desember 2015, Ronaldo menghadiahkan sebuah mobil Porsche Boxster berwarna putih!

Disebut anak mami, emang napa? Satu temuan dari Grant Study, Harvard University, justru menunjukkan ‘anak mami’ memiliki potensi sukses lebih besar ketimbang mereka yang memiliki hubungan kurang harmonis dengan ibunya. Nah lho!

Studi tersebut memaparkan 'anak mami' secara konsisten dan persisten mengalami peningkatan karier dan income. Sedangkan pria yang selalu bersitegang dengan ibunya, jarang mendapatkan promosi jabatan bahkan sering mandek!

Pria yang harmonis dan berbakti sama ibunya diketahui beroleh gaji bulanan yang lebih tinggi. Selain itu, risiko terjangkit dementia saat mencapai masa lansia, disinyalir sangat rendah. Keren ya, berbakti itu ternyata menyukseskan juga menyehatkan!

Btw, benarkah penelitian ini? Grant Study adalah penelitian terkait hubungan orangtua dan anak paling lama dalam sejarah ilmu psikologi. Bermula tahun 1938 dan masih berjalan hingga sekarang. Studi ini digelar 2 tahun sekali, dengan meneliti kehidupan 200-an mahasiswa pria di Harvard University, sewaktu mereka masih kuliah, lulus, dan bekerja.

Menurut YourTango.com pula, pria yang berlabel 'anak mami' rupa-rupanya cenderung lebih setia, lebih empati, lebih bertanggung-jawab, dan lebih menghormati wanita. Jadi, nggak usah risih disebut 'anak mami'. Hehehe. Asal nggak cengeng saja.


Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia  Pilihan

Selasa, 02 Mei 2017

Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Muda

Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Muda

Berbakti itu harus.
Berbakti itu wajib.
Kadang, mesti dipaksakan.
Jangan nunggu cukup.
Jangan nunggu luang.
Motivator-Indonesia-Terbaik-Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Muda

Motivator-Indonesia-Terbaik-Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Muda

Bolehkah berbakti dengan berutang?

Idealnya sih jangan ngutang. Tapi kalau terpaksa, dalam rangka berbakti pada orangtua, silakan saja ngutang. Sekali lagi, silakan saja ngutang. Yang penting, Anda punya kemampuan untuk membayar (dan bebas riba, tentunya).

Yakinlah, berbakti nggak mungkin rugi.

Mumpung diri kita masih ada rezeki. Mumpung diri kita masih ada umur. Mumpung orangtua kita masih ada umur. Betapa banyak anak yang akhirnya nyesel, karena nggak sempat berbakti. Dan, sekiranya orangtua tidak meminta, tetaplah kita memberi.

Umur ‪#OrangtuaKita‪ mungkin nggak lama lagi. Jangan lagi kita kasih beban. Sisa-sisa umurnya, isilah dengan kebahagiaan dan kedamaian. Hei, kapan lagi mau berbakti? Apalagi kita sama-sama tahu, berbakti mengundang rezeki, durhaka mengundang petaka.

Ratusan rakaat sholatmu, jutaan rupiah sedekahmu, belasan kali umrahmu, itu semua bisa terkikis habis nilainya jika dirimu durhaka kepada orangtuamu atau mengabaikan orangtuamu.

Think. Sekian dari saya, Ippho Santosa.



Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Muda

Senin, 01 Mei 2017

Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Pilihan

Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Pilihan


Saya sudah beberapa kali diundang berseminar di Eropa. Tapi ada saja halangannya. Seringkali batal karena alasan 'bentrok jadwal'. Nah, baru kesampaian berseminar di sana pada akhir April yang lalu. Ya, demikianlah takdirnya.

Motivator-Indonesia-Muda-Motivator-Indonesia-Terbaik-Motivator-Indonesia-Pilihan

Motivator-Indonesia-Muda-Motivator-Indonesia-Terbaik-Motivator-Indonesia-Pilihan

Maka adil dan tenanglah dalam menyikapi takdir. Segala sesuatu ada waktunya. Saya ulang, segala sesuatu ada waktunya.

Inilah pesan saya:
- Takdirmu selalu ontime.
- Datangnya tak pernah lebih cepat.
- Datangnya tak pernah lebih lambat.

Obama pensiun jadi presiden di usia 50-an.
Trump mulai jadi presiden di usia 70-an.

Jokowi jadi presiden di usia 50-an.
JK 'hanya' jadi wakil presiden di usia 70-an.

Nggak ada yang salah tho?

Steve Jobs menjadi salah satu ikon dalam bisnis dan inovasi. Tapi umurnya cuma 50-an.

Pablo Escobar, kok bisa jadi salah satu orang terkaya di dunia menurut Forbes, padahal dia seorang pengedar narkoba. Ya, tapi umurnya cuma 40-an.

Masing-masing ada waktunya.

Begini. Berbanding Jakarta, Papua lebih awal dari segi waktu. Sekitar 2 jam lebih awal. Tapi bukan berarti Papua lebih maju. Di sisi lain, Amerika dan Eropa lebih lambat dari segi waktu tapi terbukti bisa lebih maju dari Indonesia.

Itu sekedar analogi saja. Sekali lagi, masing-masing punya takdirnya sendiri, punya waktunya sendiri. Karena tulisan ini sangat penting, baiknya di-share kepada teman-teman Anda.

Yakinlah:
- Mereka yang lebih sukses, bukan berarti mereka 'lebih awal' darimu.
- Mereka yang belum sukses, bukan berarti mereka 'lebih telat' darimu.

Silakan belajar dari orang muda yang sukses. Belajar itu harus tho? Namun setelah kita mempelajari dan mengikuti, kita mesti paham sepaham-pahamnya bahwa setiap orang punya takdirnya sendiri dan punya waktunya sendiri.

Memaksakan diri kita seperti takdir orang lain adalah pekerjaan yang sangat melelahkan dan sangat meresahkan. Bahkan bisa menjurus pada kufur nikmat. Sekian dari saya, Ippho Santosa. Bantu share ya.



Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Pilihan

Jumat, 28 April 2017

Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik

Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik

Hujan itu baik. Kalaupun banjir, itu karena manusianya, bukan karena hujannya.

Motivator-Indonesia-Muda-Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Terbaik

Motivator-Indonesia-Muda-Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Terbaik

Motivator-Indonesia-Muda-Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Terbaik

Selain menyuburkan bumi, siapa sangka ternyata air hujan itu membantu kesuburan manusia. Belum lagi soal petrichor. Apa itu?

Petrichor adalah salah satu aroma alami yang tercium saat hujan turun membasahi tanah yang kering. Istilah petrichor terinspirasi dari kosakata Yunani oleh dua ilmuwan Australia, Bear dan Thomas, pada tahun 1964 dalam jurnal ilmiahnya.

Menariknya, petrichor ini benar-benar dapat menghilangkan stress dan meningkatkan mood hingga lebih dari 60 persen. Ya, lebih dari 60 persen.

Dikutip dari Water Rhapsody, orang-orang Barat zaman dahulu meyakini bahwa membasuh rambut dengan air hujan dapat membuat rambut jauh lebih sehat dan bersinar. Rupanya sains mampu menjelaskan ini.

Dikutip dari Rainwater Connection, air yang turun dari langit ini memiliki kadar kenetralan PH yang mendekati sempurna, bebas garam, dan bebas mineral yang buruk bagi rambut. Apabila difilter dengan seksama, air hujan menjadi materi paling netral yang dapat digunakan untuk membasuh rambut.

Sekali lagi, hujan itu baik. Jangan lagi kita berprasangka buruk terhadap hujan. Nabi Muhammad pun menganjurkan kita untuk berdoa ketika hujan turun. Lebih makbul. Di samping mengharapkan manfaat yang baik-baik dari hujan tersebut. Sekian dari saya, Ippho Santosa.



Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia terbaik

Kamis, 27 April 2017

Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Terbaik

Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Terbaik


Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Muda-Motivator-Indonesia-Terbaik

Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Muda-Motivator-Indonesia-Terbaik

Braunschweig, Jerman, di sinilah saya berada saat ini. Berseminar insya Allah.

Braunschweig dan Bandung adalah Sister City (kota mitra), di mana keduanya sering melakukan pertukaran warga sejak lama. Foke dulu kuliah di sini dan sekarang jadi dubes di Jerman.

Penduduknya sekitar 250 ribu jiwa. Menariknya, Braunschweig mempunyai pengeluaran per kapita terbesar se-Eropa untuk penelitian. Universitas teknik tertua di Jerman juga berada di Braunschweig.

Saat ini, terdapat sekitar 3.400 WNI yang sedang menempuh pendidikan di Jerman dan jumlah ini terus bertambah setiap tahunnya. BJ Habibie salah satu tokoh hebat alumni Jerman.

Menurut Prof Juergen Grueneberg, bangsa Jerman dikenal bertindak rasional, berdisiplin tinggi, bekerja keras, berorientasi sukses, tidak hedonis, hidup hemat, dan suka menabung. Selain itu, bangsa Jerman juga sangat memprioritaskan integritas serta menghargai waktu.

Rata-rata orang Jerman bekerja 35 jam per minggu atau 7 jam sehari. Relatif normal. Ketika waktu kerja, mereka tidak akan melakukan hal lain seperti mengobrol, membuka social media, dan sejenisnya. Ya, mereka cenderung fokus dan rajin bekerja, sehingga produktivitas yang tinggi bisa diraih dalam waktu yang singkat.

Orang Jerman secara umum kurang menyukai basa-basi. Mereka pun bisa membedakan urusan kerja dengan urusan pribadi. Bahkan pemerintah Jerman tidak menggalakkan pengiriman email kerjaan di atas jam 6 sore.

Saat tiba hari libur, mereka benar-benar berlibur. Boleh dibilang, jumlah hari libur mereka relatif banyak. Dalam setahun bisa mencapai 6 minggu dan itu belum termasuk jumlah cuti kerja 25-30 hari. Mereka meyakini, liburan dapat meningkatkan kesegaran pikiran dan produktivitas kerja.

Semoga kita semua bisa mengambil yang baik-baik dari bangsa Jerman. Sekian dari saya, Ippho Santosa.



( Yuk beralih ke Telegram. Lebih ringan, lebih aman. Sudah lebih dari 40.000 orang beralih dari WA ke channel Telegram @ipphoright )

Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Terbaik

Rabu, 26 April 2017

Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Muda

Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Muda

Siapa pahlawan favorit Anda?

Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Terbaik-Motivator-Indonesia-Muda


Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Terbaik-Motivator-Indonesia-Muda

Sebelum dijawab, simak dulu kisah berikut ini.

Soal ayam nih. Capek-capek hamil (baca: bunting), capek-capek bertelur. Terus? Telurnya diambil dan dimasak. Adakah sedikit apresiasi pada ayam? Nggak ada. Jerih-payah itu dinamai telur mata sapi, hehehe. Ayam yang pasang badan, sapi yang dapat nama.

Demikianlah pahlawan. Berkorban namun tak pernah mendapat nama. Seringnya begitu. Btw, tulisan ini saya ketik saat saya transit di Belanda menuju Jerman.

Salah satu pahlawan yang sangat berkesan di hati saya adalah Cut Nyak Dien. Ya, Cut Nyak Dien. Sampai-sampai saya mengunjungi rumahnya di Aceh. Menurut saya  perjuangannya jelas, tanpa basa-basi. Demi negerinya, demi agamanya.

Dari berbagai literatur, kemudian kita tahu bahwa orangnya sangat tegas dan tegar. Pernah suatu kali Cut Nyak Dien berpesan, "Kita perempuan seharusnya tidak menangis di hadapan mereka yang telah syahid." Ini ia sampaikan pada anaknya Cut Gambang ketika ayahnya, Teuku Umar, tertembak mati.

Saat ini, Indonesia mengalami krisis keteladanan. Dalam artian, sulit mencari sosok yang bisa diteladani, boro-boro disebut pahlawan. Yang ada cuma sekelompok politisi yang berlagak jadi pahlawan. Betul apa betul?

Sudahlah, mari kita mulai dari diri kita dan keluarga kita. Berani berkorban. Nggak mikir nama. Mudah-mudahan keluarga kita akan mengenang kita sebagai pahlawan. Sekian dari saya, Ippho Santosa.


Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Muda