Jumat, 28 April 2017

Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik

Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik

Hujan itu baik. Kalaupun banjir, itu karena manusianya, bukan karena hujannya.

Motivator-Indonesia-Muda-Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Terbaik

Motivator-Indonesia-Muda-Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Terbaik

Motivator-Indonesia-Muda-Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Terbaik

Selain menyuburkan bumi, siapa sangka ternyata air hujan itu membantu kesuburan manusia. Belum lagi soal petrichor. Apa itu?

Petrichor adalah salah satu aroma alami yang tercium saat hujan turun membasahi tanah yang kering. Istilah petrichor terinspirasi dari kosakata Yunani oleh dua ilmuwan Australia, Bear dan Thomas, pada tahun 1964 dalam jurnal ilmiahnya.

Menariknya, petrichor ini benar-benar dapat menghilangkan stress dan meningkatkan mood hingga lebih dari 60 persen. Ya, lebih dari 60 persen.

Dikutip dari Water Rhapsody, orang-orang Barat zaman dahulu meyakini bahwa membasuh rambut dengan air hujan dapat membuat rambut jauh lebih sehat dan bersinar. Rupanya sains mampu menjelaskan ini.

Dikutip dari Rainwater Connection, air yang turun dari langit ini memiliki kadar kenetralan PH yang mendekati sempurna, bebas garam, dan bebas mineral yang buruk bagi rambut. Apabila difilter dengan seksama, air hujan menjadi materi paling netral yang dapat digunakan untuk membasuh rambut.

Sekali lagi, hujan itu baik. Jangan lagi kita berprasangka buruk terhadap hujan. Nabi Muhammad pun menganjurkan kita untuk berdoa ketika hujan turun. Lebih makbul. Di samping mengharapkan manfaat yang baik-baik dari hujan tersebut. Sekian dari saya, Ippho Santosa.



Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia terbaik

Kamis, 27 April 2017

Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Terbaik

Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Terbaik


Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Muda-Motivator-Indonesia-Terbaik

Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Muda-Motivator-Indonesia-Terbaik

Braunschweig, Jerman, di sinilah saya berada saat ini. Berseminar insya Allah.

Braunschweig dan Bandung adalah Sister City (kota mitra), di mana keduanya sering melakukan pertukaran warga sejak lama. Foke dulu kuliah di sini dan sekarang jadi dubes di Jerman.

Penduduknya sekitar 250 ribu jiwa. Menariknya, Braunschweig mempunyai pengeluaran per kapita terbesar se-Eropa untuk penelitian. Universitas teknik tertua di Jerman juga berada di Braunschweig.

Saat ini, terdapat sekitar 3.400 WNI yang sedang menempuh pendidikan di Jerman dan jumlah ini terus bertambah setiap tahunnya. BJ Habibie salah satu tokoh hebat alumni Jerman.

Menurut Prof Juergen Grueneberg, bangsa Jerman dikenal bertindak rasional, berdisiplin tinggi, bekerja keras, berorientasi sukses, tidak hedonis, hidup hemat, dan suka menabung. Selain itu, bangsa Jerman juga sangat memprioritaskan integritas serta menghargai waktu.

Rata-rata orang Jerman bekerja 35 jam per minggu atau 7 jam sehari. Relatif normal. Ketika waktu kerja, mereka tidak akan melakukan hal lain seperti mengobrol, membuka social media, dan sejenisnya. Ya, mereka cenderung fokus dan rajin bekerja, sehingga produktivitas yang tinggi bisa diraih dalam waktu yang singkat.

Orang Jerman secara umum kurang menyukai basa-basi. Mereka pun bisa membedakan urusan kerja dengan urusan pribadi. Bahkan pemerintah Jerman tidak menggalakkan pengiriman email kerjaan di atas jam 6 sore.

Saat tiba hari libur, mereka benar-benar berlibur. Boleh dibilang, jumlah hari libur mereka relatif banyak. Dalam setahun bisa mencapai 6 minggu dan itu belum termasuk jumlah cuti kerja 25-30 hari. Mereka meyakini, liburan dapat meningkatkan kesegaran pikiran dan produktivitas kerja.

Semoga kita semua bisa mengambil yang baik-baik dari bangsa Jerman. Sekian dari saya, Ippho Santosa.



( Yuk beralih ke Telegram. Lebih ringan, lebih aman. Sudah lebih dari 40.000 orang beralih dari WA ke channel Telegram @ipphoright )

Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Muda, Motivator Indonesia Terbaik

Rabu, 26 April 2017

Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Muda

Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Muda

Siapa pahlawan favorit Anda?

Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Terbaik-Motivator-Indonesia-Muda


Motivator-Indonesia-Pilihan-Motivator-Indonesia-Terbaik-Motivator-Indonesia-Muda

Sebelum dijawab, simak dulu kisah berikut ini.

Soal ayam nih. Capek-capek hamil (baca: bunting), capek-capek bertelur. Terus? Telurnya diambil dan dimasak. Adakah sedikit apresiasi pada ayam? Nggak ada. Jerih-payah itu dinamai telur mata sapi, hehehe. Ayam yang pasang badan, sapi yang dapat nama.

Demikianlah pahlawan. Berkorban namun tak pernah mendapat nama. Seringnya begitu. Btw, tulisan ini saya ketik saat saya transit di Belanda menuju Jerman.

Salah satu pahlawan yang sangat berkesan di hati saya adalah Cut Nyak Dien. Ya, Cut Nyak Dien. Sampai-sampai saya mengunjungi rumahnya di Aceh. Menurut saya  perjuangannya jelas, tanpa basa-basi. Demi negerinya, demi agamanya.

Dari berbagai literatur, kemudian kita tahu bahwa orangnya sangat tegas dan tegar. Pernah suatu kali Cut Nyak Dien berpesan, "Kita perempuan seharusnya tidak menangis di hadapan mereka yang telah syahid." Ini ia sampaikan pada anaknya Cut Gambang ketika ayahnya, Teuku Umar, tertembak mati.

Saat ini, Indonesia mengalami krisis keteladanan. Dalam artian, sulit mencari sosok yang bisa diteladani, boro-boro disebut pahlawan. Yang ada cuma sekelompok politisi yang berlagak jadi pahlawan. Betul apa betul?

Sudahlah, mari kita mulai dari diri kita dan keluarga kita. Berani berkorban. Nggak mikir nama. Mudah-mudahan keluarga kita akan mengenang kita sebagai pahlawan. Sekian dari saya, Ippho Santosa.


Motivator Indonesia Pilihan, Motivator Indonesia Terbaik, Motivator Indonesia Muda